Pengaruh Kualitatif dan Kuantitatif Surfaktan Terhadap Peningkatan Perolehan Minyak
Sari
Pada umumnya jumlah penggunaan minyak dari penyimpanan pada waktu produksi adalah relatif kecil dibandingkan dengan kandungan minyak dari penyimpanan tersebut, sehingga minyak yang tersisa dalam mervoar masih cukup besar. Hal ini disebabkan oleh adanya potensi pori-pori dan perbedaan interaksi antarmuka minyak dan udara, sehingga dapat menghambat aliran minyak yang terproduksi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas penginjeksian dan kosurfaktan kerja antara lain adalah terjadinya adsorpsi batuan dengan adanya kandungan mineral (lempung) yang dominan. Tujuan dari penelitian laboratorium ini adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas penginjeksian kosurfaktan terhadap peningkatan perolehan minyak. Dalam penelitian ini digunakan satu batuan inti (core) berupa batu pasir (sandstone) dengan panjang 4,56 cm, diameter 2,5 cm, porositas 19,99 %, permeabilitas 56,76 mD, pada kondisi percobaan temperatur 40 °C dan laju injeksi 10 cc/jam dan kosurfaktan yang digunakan dalam penelitian ini adalah petroleum sulfonat (Leonox A), yang dilarutkan ke dalam air formasi dengan kandungan garam 21000 ppm. Pengurasan minyak pertama-tama dilakukan dengan cara injeksi udara dan menghasilkan minyak sekitar 2.6 cc dengan perolehan sebesar 73.45 %. Dari proses injeksi air dapat dilihat ternyata minyak yang terproduksi belum seluruhnya, berarti masih ada minyak yang tertinggal di reservoir, yaitu masih terjebak dalam pori-pori batuan. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya perbedaan tegangan antar muka minyak-air yang tinggi. Faktor-faktor yang dapat mendukung pendesakan kosurfaktan adalah absorpsi batuan reservoar terhadap larutan kosurfaktan. Dari hasil petrografi, batuan percontoh yang dianalisa merupakan batuan pasir, memiliki kandungan mineral yang dominan, yaitu silika = 91%. Segmen yang dominan adalah kaolinit. Hasil pengamatan tegangan antar muka minyak dan udara, solusi yang baik digunakan adalah kosurfaktan dengan konsentrasi 2.3 % yang menghasilkan harga antarmuka minyak-air (IFT) sebesar 0.0507 dyne/cm. Perolehan minyak yang dihasil- kan dari penginjeksian air adalah sebesar 73,45%. Setelah dilakukan penginjeksian kosurfaktan ke dalam batuan, dapat menaikan produksi minyak, yaitu: sebesar 25,954% setelah penginjeksian air. Dan perolehan minyak keseluruhan dari penelitian ini adalah sebesar 99.40 %.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Noronha, J.C and Shah D.O : “Ultra Low IFT, Phase Behaviour and Micro-structure in Oil/Brine/Surfactant/Alcohol System”, Aiche Symposium Series, Vol. 78, No. 212, 1982.
Gardner J.E and Hayes M.E: “Spinning Drop Interfacial Tensionmeter Instruction Manual”.
Leonox for Micellar-Polymer Flooding, Juli 1985.
Fayer F.J.: “Enchanter Oil Recovery, Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam, Oxford, New York, 1981.
Adamson, A.W : “Physical Chemistry Of Surface”, Interscience Publisher, Inc. New York, 1960.
Dr. Ing. Evita H Legowo: “Dasar-Dasar Teori Infrared”, PPPTMGB “LEMIGAS”.
DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.38.1.743