Biodegradasi Naftena dalam Avtur oleh Kapang Paecilomyces sp

Sri Kadarwati

Sari


Avtur adalah bahan bakar minyak (BBM) untuk pesawat terbang yang menggunakan mesin jet dan

turbo jet. Kandungan utama avtur ialah senyawa hidrokarbon seperti parafin (alkana jenuh), olefin

(alkana tidak jenuh), naftena (sikloalkana), dan aromatik. Di samping itu terdapat senyawa ikutan dalam

jumlah sangat kecil berupa air, garam, dan senyawa lainnya (Smith, 1970, Hobson dan Pohl, 1972).

Indonesia terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi dan kelembaban di sekitar ambang

kritis. Kelembaban udara ini berpengaruh pada keterlarutan air dalam avtur. Adanya air dalam avtur

walaupun sedikit sekali (30 ppm) akan membantu pertumbuhan mikroba, karena air merupakan bahan

utama yang dibutuhkan bagi pertumbuhannya. Bahanbahan lain adalah diperlukan untuk tumbuh terdapat dalam avtur, seperti karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, dan mineral. Dalam keadaan lembab dan kehadiran unsur-unsur itu, besar kemungkinan mikroba dapat tumbuh dalam avtur. Hasil penelitian LEMIGAS, (1983), menunjukkan bahwa mikroba yang dapat tumbuh dalam avtur adalah bakteri, kapang, aktinomisetes, dan khamir. Paecilomyces sp. merupakan kapang yang paling banyak ditemukan dalam avtur di Indonesia (Sri Kadarwati, 1989). Menurut Domsch (1993) ada beberapa spesies dari Paecilomyces yang selain termotoleran dan dapat tumbuh dalam hidrokarbon juga dapat hidup di berbagai macam sumber karbon termasuk yang tidak lazim ditumbuhi mikroba. Atas dasar pertimbangan sifat-sifat Paecilomyces sp. tersebut yang juga merupakan kapang tropik, adalah menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, baik mengenai mekanisme maupun pengaruhnya. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh mikroba khususnya kapang Paecilomyces sp. pada kualitas avtur di Indonesia dan mempelajari hasil biodegradasi. Di samping itu akan dikaji pula kemungkinan mekanisme biodegradasi tersebut.


Kata Kunci


Avtur, Biodegradasi Naftena, bahan bakar minyak (

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Azouly, E., J.C. Senez, 1960, Degradation

bacterienne des hydrocarbures parafiniques II, determination

des produits intermediares par la

methode des adaptations simultanees, Ann. D.Inst.

Pasteur, 8, 868-879.

Bosecker, K., 1997, Microbial deterioration of hydrocarbon,

Proceedings of the 6th International

Conference on Stability and Handling of Liquid

Fuels, U.S. Department of Energy, Washington,

DC.

Brown, A.H.S., G. Smith, 1957, Paecilomyces and

Byssochlamys. Trans. Br., Mycol. Soc., 40, 17-

Davis, B., 1967, Petroleum Microbiology, Elsevier

Publishing Company, New York.

Domsch, K.H., H. Gams, T-H Anderson, 1993,

Compendium of Soil Fungi, 1, IHW-Verlag, Jerman.

Hobson, G.D., W. Pohl, 1972, Modern Petroleum

Technology, Elsevier Publishing Company, New

York.

Lin,H.T., M. Iida, H. Iizuka, 1971, Formation of

organic acids and ergosterol from n-alkanes by

fungi isolated from oil fields in Japan, J.Ferment.

Technol., 49, 771-777.

Llanos, C., A. Kjoeller, 1976, Changes in the flora

of soil fungi following oil waste applications, Oikos

, 379-382.

Nyns, E.J., J.P. Auquiere, A.L. Wiaux, 1968, Taxonomic

value of the property of fungi to assimilate

hydrocarbons, Antonie van Leeuwenhoek, 34, 441-

Sharpley, M., 1966, Elementary Petroleum Microbiology,

Gulf Publishing Company, Houston.

Smith, M., 1970, Aviation Fuels, G.T. Foulis & Co.

Ltd., Oxfordshire.

Sri Kadarwati, 1989, Beberapa Sifat Kehidupan

Paecilomyces sp. dalam Bahan Bakar Pesawat

Udara Jet, Tesis, Institut Teknologi Bandung,

Bandung.

Sri Kadarwati, 1999, Degradasi Avtur oleh Isolat

Paecilomyces sp. dari Indonesia, Disertasi, Institut

Teknologi Bandung, Bandung.

Stewart, J.E., 1958, Microbial oxidation of hydrocarbons,

Thesis, State University of Iowa.

ZoBell, C.E., 1950, Assimilation of hydrocarbons

by microorganisms, Advance Enzymol., 10, 443-




DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.38.3.757