Pengaruh pH, Temperatur dan Waktu Kontak terhadap Efisiensi Pencegahan Kerak Barium Sulfat dengan Menggunakan Inhibitor DETPMP

Tjuwati Makmur

Sari


Singkapan sedimen umur Paleogen yang terdapat di Indonesia Barat sangat terbatas jumlahnya. Hal ini terutama disebabkan oleh aktivitas tektonik yang intensif yang berlangsung bersamaan dan sesudah umur Paleogen, yang mengakibatkan formasi umur ini tertimbun jauh di bawah permukaan. Sedangkan sedimen Paleogen yang didapat dari pemboran eksplorasi sulit diperoleh karena bersifat rahasia. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau penelitian palinologi terhadap sedimen umur ini masih terbatas jumlahnya. Meskipun demikian, gambaran umum palinologi umur Paleogen sedikit banyak sudah terungkap. Sebagai buktinya beberapa peneliti telah menyusun zonasi polen untuk umur Paleogen seperti Morley (1991) dan Rahardjo dkk. (1994). Penelitian paling lengkap terhadap sedimen Paleogen tertua dilakukan oleh Muller (1968) terhadap Formasi Kayan (dulu bernama Plateau Sandstone) berumur Paleosen- Eosen Awal yang tersingkap di Sarawak. Keragaman polen dari formasi ini rendah dibandingkan dengan keragaman polen masa kini yang ada di Dataran Sunda dan umumnya tidak mempunyai kesamaan dengan spesies modern. Di antara sedimen Paleogen yang paling kaya dengan kandungan palinomorf adalah Formasi Nanggulan berumur Eosen Tengah-Akhir yang tersingkap di desa Nanggulan, D. I. Yogyakarta. Beberapa penelitian dilakukan pada formasi ini antara lain oleh Barton (1988), Morley dan Harley (1995), dan Lelono (2000). Keragaman dan kelimpahan polen pada Formasi Nanggulan sangat tinggi terutama pada sedimen umur Eosen Tengah menunjukkan kondisi iklim basah tropis yang memungkinkan terbentuknya hutan tropis yang lebat. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan kehadiran palinomorf yang berasal dari India. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi migrasi tumbuhan dari India ke wilayah Asia Tenggara karena menyatunya kedua daerah tersebut


Kata Kunci


Kerak Barium Sulfat, Inhibitor DETPMP,

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Patton, C.C., 1977, "Oilfield Water System", Petroleum Series, Norman, Oklahoma, p. 49-85.

Vetter, O.J., 1975, "How Barium Sulphate is Formed: An Interpretation", J.P.T, Dec, p. 1515 - 1524.

Johnson, K.S., 1983, "Water Scaling Problems in the Oil Production Industry", Chem in Oil Indus- try, p. 140-151.

Ralston, P.H., 1973, "Phosphonate A Chem. Answer to Oilfield Water Problems," Paper pre- pared for Oilfield Chemistry Symposium of SPE, Denver, Colorado, May, 24-25, p. 37-47. 5 Templeton, C.C., 1960, "Solubility of Barium Sulpahte in Sodium Chloride Solutions from 25 C to 95°C", J. Chem. And Eng. Data, Vol. 5, October, p. 514-516. 6. Cowan, J.C. and Weintritt, D.J., 1976, "Water Formed Scale Deposits ", Gulf Publishing Company, Houston. 7. Hardi, J.A., 1992, "Scale Control ", Advanced in Solving Oilfield Scaling Problems Documentation, Aberdeen, United Kingdom, October.




DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.39.2.733