Zonasi Polen Tersier Indonesia Timur

Eko Budi Lelono

Sari


Wilayah Indonesia yang tersusun dari berbagai lempeng kerak bumi ternyata berpengaruh terhadap jenis flora yang hidup di kepulauannya sepanjang waktu geologi. Kawasan yang berasal dari Lempeng Asia, dihuni tumbuhan khas Asia, sedangkan kawasan yang terbentuk dari Lempeng Australia, ditumbuhi tanaman yang punya kekerabatan dengan tumbuhan Australia. Sebagai konsekuensinya palinomorf yang dihasilkannya pun beragam sesuai asal lempeng-lempeng tersebut. Oleh karenanya zonasi polen satu daerah dapat berbeda dengan daerah lain. Di kawasan timur Indonesia, hal ini terbukti dengan adanya perbedaan zonasi polen Tersier antara Sulawesi dan Papua. Zonasi polen Sulawesi mirip dengan zonasi polen Jawa yang dipublikasikan oleh Rahardjo, dkk (1994). Hal ini disebabkan karena Sulawesi, terutama bagian baratnya merupakan bagian dari Daratan Sunda (Sundaland), sehingga tumbuhannya adalah khas Asia. Sebaliknya Papua yang merupakan bagian dari Lempeng Australia didominasi oleh tumbuhan yang berasal dari Australia. Zonasi polen Tersier Indonesia Timur yang pernah dipublikasikan adalah untuk Sulawesi dan Papua (Lelono, dkk., 1996). Meskipun demikian zonasi tersebut masih harus disempurnakan karena perconto batuan yang digunakan dalam penelitian belum mewakili batuan sedimen yang terbentuk di kedua pulau tersebut, akibat keterbatasan waktu penelitian. Selain zonasi polen Tersier, dibutuhkan pula zonasi polen umur pra-Tersier, bahkan jika mungkin disusun biostratigrafi pra-Tersier untuk kawasan timur Indonesia karena belum ada yang melakukannya, disamping umumnya sedimen pra-Tersier menjadi target utama eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia.


Kata Kunci


Zonasi polen Indonesia Timur

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Germeraad, J. H., Hopping, C. A. and Muller, J., 1968. Palynology of Tertiary Sediments from Tropical Areas. Rev. Palaeobot. Palynol. 6, p. 189-348.

Hall, R., 2002. Cenozoic geological and plate tectonic evolution of SE Asia and the SW Pacific: computer-based reconstructions and animations. Journal of Asian Earth Sciences, 20, pp. 353-431.

Lelono, E. B., L. Nugrahaningsih, Tri Bambang S. R., Sugeng Wijono, Rahardjo, A. T. and Polhaupessy, A. A., 1996. Usulan Zonasi Polen Kawasan Timur Indonesia. Studi Kasus: Sulawesi

dan Irian Jaya. Dalam Kumpulan Makalah Seminar Nasional, Peran Sumber Daya Geologi Dalam PJP II.

Lelono, E. B., 2000. Palynological Study of the Eocene Nanggulan Formation, Central Java, Indonesia. Unpublished PhD Thesis. University Of London.

Lelono, E. B., 2003. Tropical Eocene Palynomrphs from the Toraja Formation, Kalumpang, South Sulawesi. Lemigas Scientific Contributions, No. 1/ 2003, pp. 8-23.

Morley, R. J., 1991. Tertiary Stratigraphic Palynology in Southeast Asia: Current Status and New Directions. Geol. Soc. Malaysia, Bulletin 28, pp. 1-36.

Rahardjo, A. T., Polhaupessy, A. A., Wiyono, S., Nugrahaningsih, L. and Lelono, E. B., 1994. Zonasi Polen Tersier Pulau Jawa. Proc. IAGI, 23rd Annual Convention.




DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.41.1.45