Karakteristik Batuan Induk dan Pemodelan Cekungan di Lapangan North Aman, Cekungan Sumatra Tengah

Penulis

  • Abdullah Azam Bandung Institute of Technology
  • Asep Heri Patria K Pertamina Corporate University
  • Pongga Dikdya W
  • Ahmad Kurniawan P

DOI:

https://doi.org/10.29017/LPMGB.59.1.1791

Kata Kunci:

Batuan induk, kerogen, pemodelan cekungan, migrasi hidrokarbon.

Abstrak

Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan dengan tipe belakang busur dan memiliki gradien geothermal paling panas di Indonesia. Produksi hidrokarbon di cekungan ini telah dimulai sejak abad 19 dan masih memiliki lapangan produksi serta kegiatan eksplorasi sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik batuan induk, merekonstruksi evolusi cekungan, dan mengestimasi waktu generasi dan ekspulsi hidrokarbon di Lapangan North Aman, Cekungan Sumatra Tengah. Data dari dua sumur digunakan, meliputi ketebalan formasi, TOC, Tmax, HI, OI, Rock Eval Pyrolysis, dan reflektansi vitrinit. Hasil analisis menunjukkan bahwa Sumur NA-1 memiliki kualitas batuan induk dari buruk hingga luar biasa, dengan tingkat kematangan mencapai matang (Tmax 426–457 °C; Ro 0,64–1,01), sementara NA-2 berkisar dari buruk hingga sangat baik dan mencapai tingkat kematangan pascamatang (Tmax 406–543 °C; Ro 0,42–1,15). Kedua sumur masuk ke dalam Kerogen Tipe II–III, dengan beberapa sampel Tipe IV. Berdasarkan pemodelan cekungan 1D, perubahan kerogen menjadi hidrokarbon pada sumur NA-1 mulai terjadi pada Oligosen (32.26 juta tahun lalu) kemudian mengalami ekspulsi pada Pleistosen (0,48 juta tahun lalu) dan Sumur NA-2 terjadi pada Oligosen (32.14 juta tahun lalu) kemudian mengalami ekspulsi pada Pleistosen (0,89 juta tahun lalu). Secara keseluruhan, batuan induk pada Sumur NA-1 dan NA-2 menunjukkan potensi menghasilkan hidrokarbon yang komersial.

Referensi

Burnham, A, K., Peters, K, E., dan Schenk, O. (2016). Evolution of vitrinite reflectance models. Jurnal dipresentasikan di AAPG Annual Convention & Exhibition, Calgary.

Cacas-Stenz, M., Reinert-Brüch, A., Frey, J., Colombo, D., Barthelon, J., Cornu, T., dan Gouc, C. (2020). Basin modeling for shifting the petroleum system models to the needs of the energy transition. 1st Geoscience & Engineering in Energy Transition Conference, pp. 1-5. [November 2020).

Hart, B. S., dan Steen, A. S. (2015). Programmed pyrolysis (rock-eval) data and shale paleoenviromental analyses: a review. Interpretation, pp. 41-58. [Januari 2015].

Raymer, L, L., Hunt, E, R., dan John, S, G. (1980). An improved sonic transit time-to-porosity transform. SPWLA 21st Annual Logging Symposium. [Juli 1980].

Siringoringo, L, P., Sapiie, B., Rudyawan, A., dan Sucipta, I, G, B. (2024). Origin of high heat flow in the back-arc basins of Sumatra: an opportunity for geothermal energy development. Energy Geoscience, vol. 5, no. 3, 100289. [Juli 2024].

Siringoringo, L, P., Situmeang, Z., dan Meka, N. (2025). Central Sumatra Basin: the first sedimentary basin for geothermal energy development in Indonesia?. Rudarsko-geološko-naftnizbornik, vol 40, no. 1, pp. 1-12. [Februari 2025].

Peters, K, E., dan Cassa, M. R. (1994). Applied source rock geochemistry. American Association of Petroleum Geologists Memoir 60, pp. 93-120. [1994].

Waples, D, W. (1985). Geochemistry in petroleum exploration, Boston: International Human Resources Development Corporation.

Zeng, B., Qu, J., Mi, Z., Xie, E., Fu, H., Yang, S., Yang, S., dan Li, M. (2025). The control of effective source rocks on the distribution of hydrocarbon reservoirs in a lacustrine-rift basin: insight from a 3D basin modeling study. Journal of Petroleum Exploration and Production Technology, vol 15, no. 2.

Unduhan

Diterbitkan

2025-08-07

Terbitan

Bagian

Article