SELEKSI SENYAWA PENHIDROLISIS UNTUK MENGHASILKAN GULA REDUKSI DARI LIMBAH KULIT ARI KEDELAI SEBAGAI BAHAN FERMENTASI BIOETANOL (Solvent Screening for Hydrolisis Process to Produce Reducing Sugar from Soybean Husk as Permentation Material for Bioethanol)
Sari
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa yang paling efektif untuk menghidrolisis kulit ari kedelai dalam menghasilkan gula sebagai bahan baku fermentasi bioetanol. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah jenis senyawa yang digunakan dalam proses hidrolisis yaitu senyawa asam dan basa yang terdiri dari H2SO4,HCl, NaOH, dan NH3. Faktorkedua adalah konsentrasi senyawa penghidrolisis 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% (v/v) dengan masing-masing perlakuan digunakan pengulangan sebanyak 4 kali. Parameter yang diukur adalah kandungan gula reduksi hasil hidrolisis, dengan data sekunder yaitu kandungan selulosa dan hemiselulosa serta berat jenis etanol. Data konsentrasigula reduksi hasil hidrolisis dari limbah kulit ari kedelai dianalisis dengan uji anava dua arah. Hasil analisis anava menunjukkan bahwa senyawa penghidrolisis terbaik dalam menghidrolisis limbah kulit ari kedelai adalah HCl dengan konsentrasi optimum 0,4%. Serta terdapat interaksi perlakuan senyawa penghidrolisis serta konsentrasinya terhadap konsentrasi gula reduksi (mg/mL) yang dihasilkan dari hidrolisis limbah kulit ari kedelai. Uji post-hoc menunjukkan bahwa senyawa HCl 0,4% menghasilkan konsentrasi gula reduksi tertinggi, yaitu 31,23 mg/mL.
This study aims to determine the most effective solvent used to hydrolyze soy husk waste to produce reducing sugar as a feedstockl for bioethanol fermentation. The method used is experiment using a randomized block design consisting of two factors. The first factor is the type of compounds used in the hydrolysis process, comprising acidand base compounds: H2SO4, HCl, NaOH, and NH3. The second factor is the concentration of hydrolyze compound0.2%, 0.4%. 0.6%, 0.8%, and 1% (v/v) and every treatment repeated 4 times. Measurement parameters content of reduced sugar, hydrolysis product, and secondary data that content of cellulose and hemicellulose also the density of ethanol. Concentration of reducing sugar from hydrolysis of soybean husk is analyzed by two-way ANOVA test. ANOVA analysis result indicate that the best hydrolysis compounds in hydrolizing soybean husk is HCl with the optimum concentration is 0,4%. And there are interactions between treatment of compound used to hydrolyze as well as concentration on reducing sugar concentration (mg/mL) as product from soybean husk waste hydrolysis. Post-hoc test showed that 0,4% HCl produce the highest concentration of reducing sugar at 31.23 mg/mL.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Balat, M., H. Balat and C. Oz. 2008. Progress in Bioethanol Processing. Elsevier:SciDir. 34: 551- 573.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Febrina, Rima. 2013. Konversi Glukosa Menjadi Bioetanol Melalui Fermentasi Saccharomyces cerevisiae Dengan Pemanfaatan Limbah Sorghum Manis (Sorghum bicolor) Sebagai Biomassa. Skripsi. Depok: Departemen Kimia Universitas Indonesia.
Harmsen, P., W. Huijgen, L. Bermudez, and R. Bakker, 2010. Literature Review of Physical and Chemical Pretreatment Processes for Lignocellulosic Biomass, Wageningen UR Food & Biobased Research: Wageningen.
Idral, Daniel De, M. Salim, dan E. Mardiah. 2012. Pembuatan Bioetanol Dari Ampas Sagu Dengan Proses Hidrolisis Asam Dan Menggunakan Saccharomyces cerevisiae. J. Kim. Unand. 1 (1).
Irawan, Dedy dan Zainal Arifin. 2012. Proses Hidrolisis Sampah Organik Menjadi Gula Dengan Katalis Asam Klorida. J. Tek. Kim. 6 (2).
Lavarack, B.P., G. J. Griffin, and D. Rodman. 2002. Measured kinetics of acid-catalysed hydrolysis of sugar cane bagasse to produce xylose. J. Catalysis. 63: 257265.
Laurentina, Purnama. 2009. Produksi Bioetanol Dari Bagas Tebu (Saccharum offcinarum) Oleh Saccharomyces serevisiae Terimobilisasi dan Trichoderma viride. Skripsi. Depok: Departemen Kimia Universitas Indonesia.
Oktavianus, F., R. M. Sigiro dan M. D. Bustan. 2013. Pembuatan Bioetanol Dari Bahan Jarak Menggunakan Metode Hidrolisa Dengan Katalis Asam Sulfat. J. Tek. Kim. 19.
Peruzza, A. L. 2010. Exploring Pretreatment Methods and Enzymatic Hydrolysis of Oat Hulls. Thesis. Canada: University of Toronto.
Saputra, I. 2010. Hidrolisis Sampah Organik Kota Samarinda Dengan Katalis Asam Sulfat (H2SO4). Laporan Tugas Akhir. Samarinda: Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda.
Taherzadeh, M. and K. Karimi. 2007. Acidbased Hydrolysis Processes For Ethanol From Lignocellulosic Materials. J. Bioresources. Rev. 2(3):472-499.
Tewari, H. K., S. S. Marwaha & K. Rupal. 1986. Ethanol from Banana Peels. J. Agric. Wastes. 16: 135-146.
Wachid, M. 2011. Potensi Bioethanol Dari Limbah Kulit Ari Kedelai Limbah Produksi Tempe. Ejournal UMM. 6: 113 122.
Xu, Jian, M. H. Thomsen dan A. B. Thomsen. 2009. Pretreatment on Corn Stover with Low Concentration of Formic Acid. J. Microbiol. Biotechnol. 19 (8): 845-850.
DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.51.1.16