Metode Kromatografi Gas untuk Fingerprinting Tumpahan Minyak Bumi di Perairan. Perlunya Korelasi Antar-Laboratorium

R Desrina

Sari


Metode Identifikasi Minyak Bumi yang juga sering disebut sebagai Metode Fingerprinting, tidak saja berguna untuk mengidentifikasi tumpahan minyak di perairan, namun juga berguna bagi keperluan eksplorasi (karakterisasi dan maturasi minyak bumi) dan kegiatan produksi (kontinuitas reservoir, kebocoran pipa, dsb.) Berbagai metode analitik untuk keperluan identifikasi ini telah banyak dicoba dan dikembangkan, antara lain Rasio Ni/V, Isotop Sulfur, Isotop Nitrogen, Spektrometri Inframerah, Spektrometri Fluoresensi, Kromatografi Gas, GC-MS dsb. Metode mana yang dipilih ditentukan oleh kemampuan dan fasilitas yang tersedia di laboratorium. Penulis telah mengembangkan metode Kromatografi Gas bagi keperluan identifikasi atau fingerprinting minyak bumi. Metode ini cukup sederhana dan cukup akurat, serta memungkinkan untuk dapat dipakai oleh sebagian besar laboratorium perminyakan dan laboratorium lingkungan di Indonesia. Dalam tulisan ini, diuraikan metode Kromatografi Gas dengan maksud untuk mendapatkan metode yang dapat digunakan untuk identifikasi tumpahan minyak bumi. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode ini bisa dilakukan untuk tujuan identifikasi atau fingerprinting tumpahan minyak bumi. Oleh karena itu memungkinkan untuk dikorelasikan dengan beberapa laboratorium yang sering melakukan analisis sampel tumpahan minyak untuk mendapatkan presisi dan reproducibility-nya.


Kata Kunci


Fingerprinting; tumpahan minyak; kromatografi gas; korelasi laboratorium.

Teks Lengkap:

PDF (English)

Referensi


Anonim, 1977, Oil Spill Identification System,

National Technical Information Service, Final

Report ADA 003803 (CD-D-41-75), Chemistry

Branch, U.S. Coast Guard Research and Development

Center , Springfield, Virginia 22161.

Anonim, 1990, Standard Practice for Identification

of Waterborne Oils, ASTM D 3415-79, In:

Annual Book of ASTM Standards, Section 11,

vol. 11.02 American Society for Testing and Materials,

Philadelphia.

Anonim, 2005, Operasi Pengawasan Lingkungan

Pantai Akibat Tumpahan Minyak, Info Aktual,

Direktorat Pengawasan Ekosistem Laut, Ditjen

Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan (Ditjen PSDKP), Departemen

Kelautan dan Perikanan.

Bentz, A.P. (1976), Oil Spill Identification, Analytical

Chemistry., 48, (6), 454A-472A.

Desrina, 2009, Inventarisasi dan Identifikasi (Fingerprinting)

Minyak Bumi Yang Berpotensi

Mencemari Lingkungan Perairan Indonesia,

Laporan DIPA 2009, Pusat Penelitian dan

Pengembangan.

Gruenfeld, M., 1973, Identification of Oil Pollutants

: A Review of some Recent Methods. In:

Proceedings of 1973 Conference on Prevention

and Control of Oil Spills, Washington, D.C., March

-15, 1973, pp 179-193.

Kasimon, P., Ahmad, K., Abolins, P., and Kong,

C.S., 1994, Application of Biomarker Technology

for Oil Spill Identification, Report of the 15th

Annual ASCOPE Laboratory Workshop, Manila,

Phillipines, October 10, 1994.

Kawahara , F.K., and Yang, Y.Y., 1976, System

Chemical Analysis of Pollutants, Anal.Chem., 48

(4), 651-655.

Kawahara, F.K.,1972, Characteriz ation and

Identification of Spilled Residual Fuel Oils by Gas

Chromatography and Infrared Spectrometry, J.

Gas Chromatography Sci., 10, 629-636.

Miller, J.W. (1973), A Multi Parameter Oil Pollution

Source Identification System, Environmental

Protection Technology Series, EPA-R2-73-221,

US-EPA, Washington, D.C. 20460.




DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.44.2.158