Fasies Sedimen Laut dalam di Formasi Cinambo (Miosen Awal – Tengah): Pengamatan dari Singkapan di Sebagian Sungai Cilutung, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia

Muhammad Firdaus, Andri Perdana Putra, Ade Yogi, Ryan Akbar Fadhilah, Iwan Sukma Gumilar, Erwin Hariyanto Nugroho, Amir Hamzah

Sari


Formasi Cinambo adalah salah satu formasi di Sub-Cekungan Majalengka yang berpotensi memiliki prospektifitas hidrokarbon yang ditunjukkan dengan adanya potensi batuan induk pada sampel batuan di daerah penelitian. Studi-studi terdahulu hanya membahas masing-masing terkait fasies atau potensi kandungan material organic saja, sehingga kami melakukan studi ini untuk mengetahui fasies sedimentologi dan kandungan material organic serta hubungan antara fasies dan kandungan material organik di Sebagian Sungai Cilutung, Majalengka, Jawa Barat. Dari hasil kenampakan di Lapangan, Formasi Cinambo menunjukkan sedimen laut dalam pada bagian lantai samudera, dicirikan oleh endapan turbidit yang dominan dari urutan sekuen Bouma (Ta, Tb, Tc, Td, dan Te) dan endapan suspensi batulempung yang sangat tebal dan dominal. Asosiasi fasies di lapangan terbagi jadi 6 yaitu Dasar Channel, Pengisi Channel – Gosong Channel, Tanggul Channel dan Splay, Cabang-cabang Channel tanpa Tanggul dan Splay, Kipas cabang-cabang Channel, dan Serpih luat dalam. Hasil Analisis geokimia dilakukan pada empat sampel serpih menunjukkan kandungan Total Organic Content (TOC) berkisar antara 0.46-1.27 %, berpotensi menjadi batuan induk dengan kualitas buruk hingga baik. Nilai TOC yang cukup baik ditemukan di serpih di fasies kipas cabang Channel

Kata Kunci


Formasi Cinambo, Fasies laut dalam, TOC

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anderton, R., 1985. Clastic facies model and facies analysis. Geological Society, London, Special Publications, 18, 31-47. https://doi.org/10.1144/gsl.sp.1985.018.01.03

Badan Geologi. 2009. Peta Cekungan Sedimen Indonesia. Pusat Survei Geologi. Bandung.

Bouma, A.H., 1997. Comparison of fine-grained, mud-rich and coarse graines, sand rich submarine fans for exploration-development purposes: Gulf Coast Association of Geological Societies Transactions, v. 47, p.59-64.

Dalrymple, R.W., 2010. Interpreting sedimentary successions: facies, facies analysis and facies models. In: James, N.P. and Dalrymple, R.W., (Eds), Facies Models 4. Geological Association of Canada, Newfoundland & Labrador, 3-18.

DeVay, J.C., Risch, D., Scott, E., Thomas, C., 2000. A Mississippi-Sourced, Middle Miocene (M4), Fine-Grained Abyssal Plain Fan Comples, Northeastern Gulf of Mexico. In A. H. Bouma and C.G. Stone, eds., Fine-grained turbidite systems, AAPG Memoir 72/SEPM Special Publication 68, p. 109-118.

Djuhaeni dan Martodjojo, S., 1989. Geologi Indonesia. Proceeding of Indonesian Petroleum Association, the 4th Annual Convention, p.227.

Djuri, M. 1973. Peta Geologi Lembar Arjawinangun, Skala 1:100.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Martodjojo, S., 2003, “Evolusi Cekungan Bogor, Jawa Barat”, ITB Bandung

Muljana, B. 2006. Geometri dan Facies Turbidit Majalengka, Jawa Barat. MSc. Thesis, Institut Teknologi bandung Press, Bandung, Indonesia.

Muljana, B., dan Watanabe, K. 2012. Modal and sandstone composition of the representative turbidite from the study area, West Java, Indonesia. Journal of Geography and Geology, 4(1): 3-17. https://doi.org/10.5539/jgg.v4n1p3

Muljana, B., Mardiana, U., Hardiyono, A., Sulaksana, N., Setiadi, D. J., Jurnaliah., L., Nurdrajat. 2021. Lithofacies and Ichnofacies of Turbidite Deposits, West Java, Indonesia. Fossil Imprint, 77(1), Praha. ISSN 2533-4050 (print), ISSN 2533-4069 (on-line).

Nilsen, T. H., Steffens, G. S., and Studlick, J. J. R. 2006, "Mass Transport Deposits in Deepwater Outcrops: Depositional Setting(s), Types, and Recognition", SEPM Research Symposium: The Significance of Mass Transport Deposits in Deepwater Environments II, AAPG Annual Convention, April 9-12, 2006 Technical Program

Peters, K.E., dan Cassa, M.R. 1994. Applied Source-Rock Geochemistry. In: Magoon, L.B., and Dow, W.G., Eds., The Petroleum System. From Source to Trap, American Association of Petroleum Geologist, Tulsa, 93-120.

Praptisih dan Kamtono. 2016. Potensi Batuan Induk Hidrokarbon pada Formasi Cinambo ddi Daerah Majalengka, Jawa Barat, Jurnal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Vol. 17, No.1, Feb 2016, hal. 1-11.

Praptisih, 2017. Geokimia Batuan Induk Hidrokarbon Formasi Cinambo di Daerah Sumedang, Jawa Barat. Buletin Sumber Daya geologi, Vol. 12 No. 3.

Reading, H. G., & Richards, M. (1994). "Turbidite systems in deep-water Basin margins classified by grain size and feeder system". Bull. Am. Ass. Petrol. Geol., 78, 792-822.

Satyana, A.W., dan Armandita, C., 2004. Indonesian Petroleum Association, hal. 293.

Stelting, C.E., Bouma, A.H., and Stone, C.G. 2000, Fine-Grained Turbidite Systems: Overview, in Fine-Grained Turbidite Systems/edited by A. H. Bouma and C. G. Stone. AAPG Memoir 72, SEPM Special Publication No. 68., p1-8

Stow, D.A.V. and Mayall, M., editors, 2000. Deep-water Sedimentary Systems: Thematic Set, Marine and Petroleum Geology, Volume 17, No. 2.

Tissot, B., P., Welte, D., H., 1984, Petroleum Formation and Occurrence: A New Approach to Oil and Gas Exploration 2nd edition, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg New York, 1978

Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia, 1st A ed., Martinus Nijhoff The Heague, Netherlands.




DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.57.1.1333