Pengaruh Angka Setana Minyak Solar terhadap Kinerja Mesin

Pallawagau La Puppung

Sari


Pada motor diesel, temperatur uadar tekan di dalam silinder yang tinggi menvebabkan bahan bakar menvala. Dengan piston udara diisap masuk ke dalam silinder mesin pada langkah isap, kemudian dimampatkan hingga mencapai tekanan yang tinggi pada temperatur yang di atas titik nvala bahan bakar pada langkah kompresi. Pada akhir langkah kompresi, beberapa derajat sebelum titik mati atas bahan bakar diinjeksikan ke dalam udara tekan tersebut. Selama injeksi, minvak solar harus diatomisasikan dengan baik dan tercampur dengan udara yang panas sehingga teriadi penvalaan merata secepatnva di dalam ruang bakar. Tetapi berbeda dengan apa yang terjadi, setelah partikel bahan bakar kontak dengan udara, bahan bakar tidak segera menvala. Ada penundaan penvalaan, jika penundaan penyalaan ini terlalu lama, terlalu banvak bahan bakar dapat terakumulasi yang menvebabkan tingkat kenaikan tekanan terjadi secara tiba-tiha, terjadi detonasi dekat pada awal pembakaran. Agar supava tendensi ketukan berkurang. perlu menurunkan penundaan penvalaan dan sekaligus mengurangi jumlah bahan bakar yang ada ketika pembakaran aktual tetesan pertama dimulai. Periode penundaan penvalaan ini sangat tergantung kepada kualitas penvalaan bahan bakar: yaitu angka setana. Bahan bakar yang mempunvai angka setana yang tinggi memiliki penundaan penyalaan yang lehih pendek, dengan demikian mempunvai tendensi teriadinva ketukan yang rendah.

Hasil-hasil penguiian kinerja mesin dengan menggunakan empat percontoh bahan bakar yang mempunvai angka setana rang herbeda-beda menunjukkan pada saat digunakan minyak solar yang mempunvai angka setana lebih rendah bunvi mesin lebih kasar, torsi dan dava lebih rendah sedangkan konsumsi bahan bakar lebih tinggi.


Kata Kunci


Bahan Bakar Menvala, Piston Udara, Minyak Solar

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Annual Book of ASTM Standards, Jilid 05.01 - Jilid 05.03, 1996, Petroleum Products and Lubri- cants, The American Society for Testing and Materials, Philadelphia, Amerika Serikat.

Lubrizol, 1989, Fuel Trends ‘89, Changing Rules - Changing Effects, Corporation, Fuel Products Group, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. The Lubrizol

Lubrizol, 1998, Ready Reference for Lubricant and Fuel Performance, The Lubrizol Corporation, Wickliffe, Ohio, Amerika Serikat.

Gasoline and Other Motor Fuel, 1980, Kirk Othmer Encyclopedia of Chemical Technology, Jilid 11, Edisi ke 3, John Wiley and Sons Inc., New York, Amerika Serikat.

Gill P.W., et al., 1952, Funda- mentals of Internal Combustion Engines, Oxford IBE Publishing Co., New Delhi, India.

Bosch, 1993, Automotive Hand- book, 3rd Edition, Robert Bosch GmbH, Stuttgart, Jerman.

SAE Handbook, Jilid 3, 1986, Engines, Fuels, Lubricants, Emission and Noise, Society of Automotive Engineers Inc., Warrendale, Amerika Serikat.

Weissmann J., 1972, Fuels for Internal Combustion Engines and Furnaces, Lembaga Minyak dan Gas Bumi, Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.36.2.1240