Delineasi Potensi Migas Berdasarkan Data Geofisika Daerah Kalimantan Selatan
Sari
Pulau Kalimantan bagian tenggara secara geologi mempunyai wilayah yang berpotensi dalam pengembangan sumberdaya geologi, Wilayah Kalimantan tenggara bagian barat, tertutup oleh cekungan sedimen Tersier yang diindikasikan mempunyai potensi migas dan batubara, sementara di bagian Timurnya mempunyai potensi bijih mineralisasi. Potensi mineralisasi seperti penambangan emas oleh masyarakat di daerah paramasan bagian timur Pegunungan Meratus terkorelasi dengan adanya nilai anomali tinggi baik magnit yang lebih besar dari 100 nT maupun gayaberat yang lebih besar dari 30 mGal. Namun di bagian barat dari Pegunungan Meratus dengan nilai anomali rendah baik magnet maupun gayaberat yang terkorelasi dengan adanya potensi sumber daya migas. Konsep pemisahan anomali tinggi dan rendah untuk menunjukkan wilayah mana yang mempunyai potensi sumber daya migas dikontrol atau didukung oleh data seismik. Data anomali rendah di bagian barat Pegunungan Meratus dari penampang seismik menunjukkan adanya pola cekungan yang terkorelasi dengan anomali rendah data gayaberat. Pola cekungan struktur geologi permukaan di bagian barat Pegunungan Meratus, tertutup oleh endapan batuan Tersier, namun pola struktur tersebut dapat terinditifikasi dari data gayaberat dari pola anomali horizontal maupun model geologi bawah permukaan. Berdasarkan analisis dari ketiga data geofisika diatas dapat memberikan informasi bahwa potensi migas akan berkembang di bagian Barat Kalimantan, sedangkan potensi mineral akan berkembang di sekitar Pegunungan Meratus
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Bapak Sikumbang dan R. Heryanto, 1994,
Peta Geologi Lembar Banjarmasin Kalimantan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung
Padmawidjaja, T. dan Pribadi, D., 1997. Peta
Anomali Bouguer Lembar Banjarmasin, Kalimantan,
Skala 1:250.000. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung.B
Baharudin, P Sanyoto, M.H.J., Dirk, S. Hidayat
dan U. Hartono, 2000, Penelitian
Batuan Ofiloit di daerah Kalimantan Selatan,
Laporan Kegiatan Penelitian, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi, Bandung
Ilhami, A.R., Nurhakim, dan Riswan, 2019.
Studi Keterdapatan Bijih Kromit Pada Endapan
Laterit di Kecamatan Karang Intan,
Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Jurnal GEOSAPTA, 5(1): 31-36
Subagio dan Padmawidjaja, T, 2013. Pola
Anomali Bouguer dan Anomali Magnet dan
Kaitannya Dengan Prospek Sumber Daya
Mineral dan Energi di Pulau Laut, Pulau
Sebuku, dan Selat Sebuku, Kalimantan Selatan.
Jurnal Geologi Kelautan, 11(3): 115-
Subagio, Widijono, B.S., dan Sardjono,
Model Kerak Lajur Meratus Berdasarkan
Analisis Data Gayaberat dan Magnet,
Implikasi Terhadap Potensi Mineral Ekonomi.
Seri Geofisika, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Subagio dan Widijono, B.S., 2008. Penyusunan
Basis Data Gayaberat Pulau Laut dan
Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan. Pusat Survei Geologi,
Bandung
Hartono, U., 2001. Ofiolit di Sulawesi, Halmahera,
dan Kalimantan, Genesa, Alih
Tempat, dan Mineral Ekonomi. Publikasi
Khusus Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Abdi, M.R., Wianto, T., dan Wahyono, S.C.,
Identifikasi Kedalaman dan Kandungan
Kromit di Desa Kiram Kecamatan Karang
Intan Kabupaten Banjar. Jurnal Fisika
FLUX, 11(2): 167-173.
Abidin, H.Z. and Hakim, A.S., 2001. Dismembered
Ophiolite Complex in Mt. Kukusan
Area, Batulicin District, South Kalimantan:
Synthetic Origin ang Economic
Important. Publikasi Khusus Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi.
DOI: https://doi.org/10.29017/LPMGB.56.3.1207